Budidaya Jagung Tanpa Olah Tanah: Cara Baru Budidaya Jagung yang Sat Set

Pengolahan tanah sudah menjadi bagian dari budidaya jagung. Biasanya tanah diolah agar material organik di dalam tanah bercampur dengan baik sekaligus mempersiapkan pemupukan. Tetapi apakah kamu tahu, kalau budidaya jagung bisa dilakukan tanpa olah tanah?
Budidaya jagung tanpa olah tanah memang tidak perlu menggemburkan tanah sebelum tanam. Hanya saja diperlukan lubang untuk menanam bibit jagung. Budidaya jagung tanpa olah tanah (TOT) biasanya menggunakan alat pertanian modern seperti planter atau alat pertanian tradisional misalnya tugal. Meskipun bisa dilakukan, budidaya jagung TOT sebaiknyaa dilakukan pada lahan yang tidak keras dan memenuhi standar tanah gembur. Jenis lahan yang bisa dilakukan budidaya jagung TOT seperti lahan sawah tadah hujan maupun beririgasi teknis yang menerapkan rotasi tanaman.
Kelebihan dan Kekurangan Budidaya Jagung Tanpa Olah Tanah
Memang budidaya jagung TOT terlihat mudah dan ringkas. Namun, ada kelebihan dan kekurangan yang harus dipertimbangkan saat budidaya jagung TOT. Apa saja kelebihan dan kekurangannya?Kelebihan yang sangat jelas dari segi efisiensi waktu karena tidak perlu mengolah tanah terlebih dahulu. Pengerjaan budidaya jagung TOT bisa menggunakan planter, sehingga jumlah petani yang dibutuhkan lebih sedikit dan proses tanam cepat selesai.
Tanah yang tidak digemburkan (diolah) memiliki resiko kerusakan lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang terlalu sering digemburkan. Jadi, dengan budidaya jagung TOT akan mengurangi kemungkinan tanah rusak sekaligus menghindari erosi pada lapisan tanah paling atas.
Melakukan budidaya jagung TOT memiliki kekurangan seperti kemungkinan tumbuh gulma dan hama disekitar lahan. Lahan yang tidak diolah otomatis tidak dibukan dan dicampur, sehingga sisa hama dan gulma bisa berkembang biak dengan baik di dalam tanah.
Langkah Budidaya Jagung Tanpa Olah Tanah
Budidaya jagung tanpa olah tentu saja berbeda tahapannya dengan budidaya jagung pada umumnya. Bagaimana tahapan budidaya jagung tanpa olah tanah?
Persiapan lahan
Meskipun tida adak pengolahan lahan, ada persiapan tertentu untuk menyiapkan lahan sebelum tanam. Persiapan lahan untuk budidaya jagung TOT diantaranya penyiapan mulsa jerami, mempersiapkan drainase, sanitasi lahan, pemberian pupuk atau kapur pertanian.
Apabila lahan yang digunakan untuk budidaya jagung TOT merupakan lahan sawah, pasti banyak jerami berserakan. Nah, jerami yang berserakan bisa dipotong cacah dan ditaburkan di atas permukaan lahan. Potongan jerami bisa dimanfaatkan sebagai mulsa penutup tanah.
Drainase berguna untuk mengalirkan air sehingga tidak berkumpul di atas tanah dan menyebabkan jamur tumbuh. Pada budidaya jagung TOT, drainase dibuat berbentuk garis lurus dengan jarak antar ruas kurang lebih 2 meter.
Tanah yang tidak diolah rentan menjadi habitat hidupnya gulma. Untuk itu, gulma perlu dibersihkan secara manual maupun menggunakan hebisida sesuai dengan kebutuhan. Setelah 3 hari pembersihan gulma, cek lagi apakah masih ada gulma yang tersisa atau tidak.
Setelah lahan dipastikan bersih dari gulma, pupuk dasar bisa diberikan langsung pada lahan. Jika kondisi tanah masam, bisa diberi pupuk dolomit atau kapur untuk menurunkan kadar keasaman pada tanah. Pupuk yang diberikan bisa berupa pupuk organik, pupuk anorganik, maupun campuran keduanya.
Proses Tanam
Proses tanam dimulai dari persiapan bibit, pengaturan jarak tanam, proses menanam bibit, dan pemupukan tambahan. Bibit sangat penting agar jagung tumbuh dengan baik dan hasil panennya melimpah. Untuk itu, disarankan memakai bibit unggul produksi pabrik karena tingkat keberhasilan tumbuhnya mencapai 95% dan sudah dilapisi dengan insektisida untuk mencegah gangguan hama.
Bibit yang sudah disiapkan bisa ditanam pada tanah yang sudah dilubangi. Pada budidaya jagung TOT, disarankan menggunakan jarak tanam 20 cm dalam satu baris dan 70-75 cm untuk jarak antar baris. Lubangi tanah dengan menggunakan tugal sedalam 3-5 cm.
Bibit jagung sebaiknya ditanam maksimal seminggu setelah tanah diberi pupuk dasar dan kapur. Setiap lubang bisa diisi hingga 2 bibit jagung dan tutup dengan tanah secukupnya (jangan dipadatkan).Perlu disiapkan tempat khusus untuk menyemai bibit terpisah untuk menyulam jagung yang gagal tumbuh.
Setelah selesai proses tanam, bibit jagung bisa diberikan pupuk tambahan sebanyak 2-3 kali dalam sekali masa tanam atau disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk NPK dan KCL untuk pertumbuhan serta hasil yang maksimal. Yuk, baca juga Rekomendasi Pupuk Jagung dan Tips Penggunaannya.
Pengairan
Selain pupuk, jagung yang baru saja ditanam juga memerlukan cukup air. Pemberian air pada budidaya jagung TOT di lahan sawah menggunakan sistem penggenangan parit drainase. Jadi, air masuk dan keluar hanya melalui drainase saja. Pengairan terus dilakukan mulai dari fase pertumbuhan awal, fase vegetatif, fase generatif, fase pengisian biji, hingga fase pematangan.
Panen dan Pasca Panen
Proses panen dan pasca panen menjadi tombak akhir budiaya jagung TOT. Apabila dilakukan dengan benar, maka jagung tetap terjaga kualitasnya hingga tangan konsumen. Biasanya jagung bisa dipanen setelah 100 hari setelah tanaman atau tergantung bibit yang digunakan. Tanda jagung siap dipanen seperti daun klobot mengering dan warnanya berubah kekuningan.
Setelah jagung dipanen, sebaiknya dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur di hamparan lahan bersamaan dengan klobotnya. Cara lain menjemur jagung dengan memisahkan klobot dari tongkol jagung dan dijemur di lantai atau atas terpal.
Budidaya jagung TOT membuktikan bahwa sektor pertanian bisa berinovasi dalam produksi pangan menjadi lebih efisien tanpa mengurangi hasil panennya. Selain efisien, budidaya jagung TOT bisa menjaga tanah dari kerusakan akibat pengolahan tanah. Tertarik coba budidaya jagung TOT? Yuk, beli perlengkapannya di GokoMart aja! Simak tips lain tentang cara budidaya jagung lainnya hanya di blog Gokomodo, ya!